“setelah semua bagian badan sudah selesai, dia tanya, ‘Apa lagi yang harus dipijat?’ Ya, guw tunjuk aja ke bawah, tapi gw bilang ke dia,’Pijatnya pakai yang lain dong.’ Mungkin karena masih sepi, tamu belum banyak, jadi si terapis langsung naik tanpa pakai nego harga. Tadinya gw takut, soalnya dia langsung ambil posisi, gw takut diperas ketika sudahan. tapi saat itu udah gelap mata, jadi nikmatin aja, setelah selesai, gw kasih dua lembaran merah, eh dia ga komplain”

itu adalah sepenggal cerita dari seorang Pria yang diwawancara oleh redaksi Male-detik. dari sesi interview itu terungkap cukup banyak tempat-tempat pijat plus, rata-rata panti pijat di sepanjang Jalan Raya Bogor, Sentul, dan Parung bisa mengeksekusi sampai habis, katanya

salah satu tempat yang pernah dia kunjungi, bernama Honey Money. yang juga buka dibeberapa tempat, masih di sekitaran area Bogor. Terapisnya juga lebih cantik dan sintal, dan mereka melakukan lebih dari sekedar “pekerjaan tangan”. peraturan pemeringah yang mewajibkan panti hanya ditutup dengan gorden, tidak juga mengganggu praktek panti ini walalupun harus mengorbankan privasi.

Menurut Tony, wajah dan bodi terapisnya rata-rata memang menarik, meskipun terkadang terselip wanita yang mendekati kepala 4. Mereka umumnya memiliki bodi sintal alias padat berisi. jika dibandingkan dengan komunitas yang ada di Kota, Jakarta. kualitas tidak jauh berbeda, namun dari segi harga, jauh berbeda. (sumber: Male-detik)

temukan cerita-cerita menarik lainnya untuk dunia dewasa, disini.